NGAWI, Ramah Publik. com -Terkadang informasi tidak benar yang disebarkan orang tidak bertanggung jawab melalui media sosial membuat sebagian orang percaya bahwa informasi itu benar.
Bagaimana cara menyikapi bahwa informasi yang diterima benar atau bukan, maka di acara Jumat Curhat Polres Ngawi Polda Jatim, pada Jumat (17/3/2023) yang digelar di aula Dinas Pendidikan Kecamatan Bringin, Kapolres Ngawi AKBP Dwiasi Wiyatputera, S.H., S.I.K., M.H., memberikan beberapa langkah dalam mencegah info hoaks
Di hadapan para tokoh masyarakat dari perguruan silat di Kecamatan Bringin, Kapolres menyatakan bahwa 80 persen perkelahian antar perguruan silat terjadi karena adanya informasi hoax yang beredar di medsos (media sosial)
“80 persen perkelahian antar perguruan silat yang terjadi, karena adanya info hoaks yang beredar di media sosial,” tutur AKBP Dwiasi Wiyatputera
Seperti kejadian beberapa hari yang lalu, beredar isu di medsos bahwa Ngawi mencekam dan adanya perkelahian antar perguruan silat. Kejadian sebenarnya di Nganjuk, tapi yang beredar di media sosial dibuat seolah-olah terjadi di Ngawi, padahal Ngawi aman-aman saja.
Ada 4 (empat) langkah dalam mencegah hoaks tentang perkelahian antar perguruan pencak silat yang beredar di media sosial yakni:
1. Lihat judulnya, sesuai dengan foto dan narasi apa tidak (literasi digital)
2. Bila ada foto/video (seperti yang terjadi, pastikan lokasinya dengan mencari informasi yang benar)
3. Kalau mendapat forward melalui WA, jangan langsung dishare. Cek dan ricek dulu kebenarannya.
4. Gunakan literasi digitalnya, jangan menjadi pelaku penyebar informasi hoax.
“Seperti baru-baru ini, ada postingan di medsos yang akan menghitamkan Polres Ngawi. Polres adalah marwah kepolisian, maka siapapun yang akan merusak atau berbuat jahat terhadap polres Ngawi, maka akan kami tindak tegas, sesuai dengan undang-undang, yang ada adalah Ngawi aman,” jelas Kapolres Ngawi
Menyikapi akan adanya pemilihan kepala desa, salah satu kepala desa menanyakan, bagaimana sikapnya, bila ada orang yang mengaku sebagai wartawan dan menakut-nakuti warga atau aparat desa.
Kapolres Ngawi dengan tegas menjawab, apabila ada yang mengaku media/wartawan dan menakut-nakuti masyarakat atau aparat desa, agar segera lapor ke polisi untuk ditindak lanjuti.
“Kalau ada yang mengaku sebagai wartawan dan menakut-nakuti atau mengancam, silakan lapor polisi, akan kami proses dan tindak lanjuti. Jangan takut untuk melapor ke polisi. Polisi akan melakukan tugasnya dalam menjaga kamtibmas demi kelancaran pemilihan kepala desa, ” tegas Kapolres Ngawi
Polres Ngawi akan melaksanakan tugasnya yakni pengamanan demi menjaga kamtibmas dan lancarnya kegiatan pemilihan kepala desa
AKBP Dwiasi juga prihatin, ada kejadian yang melawan hukum pelakunya anak-anak atau remaja. Harapannya agar sebagai orang tua ikut berperan dalam menjaga masa depan mereka, jangan biarkan masa depan para remaja rusak karena hal-hal yang negatif.
“Kita sebagai orang tua, mari bersama kita jaga anak-anak, jangan biarkan mereka melawan hukum, masa depan mereka masih panjang. Mari kita jaga kamtibmas di Ngawi agar aman,” pungkas Kapolres Ngawi. (Adi)