Magetan, Ramah Publik. com –Pedoman penyelenggaraan dan pembinaan poskestren dilakukan diatur dalam Permenkes No. 1 tahun 2013. Adanya poskestren bertujuan untuk mewujudkan kemandirian warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Kepala Dinas Kesehatan Magetan dr. Rohmat Hidayat melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Toto Aprijanto,SKM menerangkan langkah pembentukan poskestren antara lain:
1.Survei Mawas Diri (SMD) di Pesantren.
2.Musyawarah Masyarakat Pondok Pesantren (MMPP)
3.Pelaksana Kegiatan Poskestren.
4.Monitoring dan Evaluasi.
5.Kader Poskestren.
6.Peran petugas Puskesmas.
dr Rohmat Hidayat Kadinkes Magetan diwakili Toto Aprijanto, SKM Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Magetan juga menambahkan ,”Pembentukan Poskestren Santri Husada di Ponpes Hidayatul Mubtadiin di Desa Tegal Arum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan , selasa( 1/8/2023) pukul 08.00 Wib, sebelumnya pembentukan Poskestren di Ponpes Sintesa badrusalam di kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan (21/6/2023) lalu
Karena siswa baru santri baru, banyak yang lulus, kami menunggu santri baru untuk sosialisasi Bidang Kesmas dengan orientasi narasumber oleh Lina, sofi, titi dari Bidang
kesmas pelatihan, orientasi dan evaluasi akhir tahun untuk menilai tingkat perkembangan PHBS Di bulan november-desember.
Dari Puskesmas Bendo dihadiri Promkes, UKBM, dan perawat desa untuk mendampingi Poskestren tiap bulan dan juga dari PSC 119 Magetan untuk melatih kegawat daruratan
Pembentukan poskestres (pos kesehatan pesantren) ada santri husada, dikasih baju , media edukasi poster dari dinkes Magetan untuk pengurus poskestren, sosialisasi pembentukan Poskestren dan survey mawas diri ini diikuti 70 santri dipondok pesantren Hidayatul Mibtadiin.
Pelatihan survey mawas diri penerapan PHBS (menyebarkan kuesioner menebarkan survey di rekap puskesmas dibahas kegiatan musyawarah masyarakat pesantren dibantu Promkes, UKBM, Didan desa dari Puskesmas Kecamatan Bendo
Pelatihan PHD, survey mawas diri, musyawarah pesantren, menilai penerapan PHBS ada peningkatan apa tidak, sebelumnya tahun 2022 ada 5 pondok yang dibentuk Poskestren, di tahun 2023 ini ada 2 pondok yaitu di Kecamatan Kawedanan dan Kecamatan Bendo
Dengan diadakannya Orientasi dan evaluasi akhir tahun menilai tingkat perkembangan survey mawas diri setahun sekali dari Dinkes Magetan dan pendampingan puskesmas membina sebulan sekali, semoga semua pondok di magetan bisa mengatasi masalah PHBS bisa meningkat.
Apabila ada pasien Poskestren diistirahatkan poskestren dengan obat-obatan dasar seperti panas, pusing apabila blm bisa tertangani baru dirujuk ke puskesmas
Tingkatkan Kualitas Kesehatan Pesantren, Dinkes Magetan Gelar Orientasi Pendampingan Poskestren
Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) di Kabupaten Magetan , Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar orientasi pendampingan poskestren (pos kesehatan pesantren) di di Pondok Sintesa Badrussalam, Kawedanan
Orientasi yang digelartersebut diikuti unsur pesantren yakni pengasuh pesantren, santriwan santriwati, kader poskestren, organisasi masyarakat, serta petugas dari puskesmas di Kabupaten Magetan.
Kepala Dinas Kesehatan dr. Rochmat Hidayat melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Magetan Toto Aprijanto, SKM mengatakan poskestren merupakan program pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam membina pondok pesantren “ Poskestren ini merupakan program provinsi Jawa Timur untuk membina kesehatan pondok pesatren” ungkap Toto Aprijanto, SKM
pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah diakui oleh semua pihak. Peran serta masyarakat baik perorangan maupun terorganisasi telah terbukti mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dapat dicapai.
“Peran serta masyarakat secara terorganisasi salah satunya adalah dengan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Pondok pesantren sebagai institusi keagamaan yang cukup besar sangat strategis membentuk UKBM di lingkungannya Poskestren. UKBM tersebut didalam melaksanakan kegiatannya lebih mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative,” jelasnya.
Toto berharap, setelah mendapatkan pembinaan para pendamping poskestren akan menerapkan yang direncanakan pondok pesantren agar menjadi pesantren tangguh . (Lina/Adv)