NGAWI, ramahpublik. Com-Curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kab. Ponorogo dan Kab. Madiun menyebabkan terjadinya luapan air sungai Bengawan Madiun, sehingga pada beberapa area persawahan dan badan jalan desa di wilayah Kab. Ngawi terendam air.
Saat anggota Polsek Pangkur Polres Ngawi Polda Jatim memeriksa debit air pada Senin (16/12/2024), kedalaman air jalan desa setinggi 30 cm, untuk area persawahan kedalaman sekita 50 s.d 70 cm.
Area yang terendam air diantaranya, jalan desa yang menghubungkan antara desa Waruktemgah-Pleset Kec Pangkur tepatnya di Dsn Tapen Desa Waruktengah dan Dsn Pleset II Ds. Pleset Kec. Pangkur. Dan untuk area persawahan yang terendam air berada di Desa Waruktengah dan Desa Pleset Kec. Pangkur serta di Dsn. Bendo Kec. Padas Kab. Ngawi
Mengingat curah hujan yang diperkirakan masih tinggi, masyarakat yang berada di sekitar aliran sungai Bengawan Madiun agar selalu meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat hujan deras, guna mengantisipasi terjadinya bencana banjir maupun luapan air.
“Kami berpesan kepada masyarakat yang berada di sekitaran aliran sungai, agar lebih waspada terutama saat hujan deras,” tutur Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto, S.H., S.I.K., M.H., saat dikonfirmasi media pada Selasa pagi (17/12/2024)
Area persawahan yang terendam air diperkirakan usia tanaman padi berkirasan kurang lebih 1 bulan dan area persawahan yang terdampak genangan air di Dsn Pleset 2 seluas kurang lebih 30 HA, sedangkan di Dsn Tapen Desa Waruktengah seluas kurang lebih 20 HA.
“Anggota terus melaksanakan patroli guna mengantisipasi terjadinya luapan sungai Bengawan Madiun yang menggenangi jalan desa dan membantu para pengguna jalan untuk berhati-hati saat melewati genangan air,” lanjut Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi R
Menurut Kapolsek Pangkur Iptu Sulis Baskoro, S.Sos, rutin dilakukan pengecekan debit air sungai bengawan Madiun dan memberikan imbauan serta edukasi kepada warga yang tinggal di sekitaran sungai untuk selalu waspada dan berhati hati karena curah hujan tinggi. Tidak menutup kemungkinan sewaktu waktu air sungai bisa meluap baik dari hujan itu sendiri maupun kiriman dari wilayah Kab. Ponorogo dan Kab. Madiun.
“Setiap hari kami lakukan pengecekan, dan jika sewaktu-waktu terpantau debit air mengalami kenaikan di atas ukuran normal, kami bisa memberikan peringatan dini kepada warga dan instansi terkait,” ujarnya.
Hal ini dilaksanakan sebagai upaya mengantisipasi musibah banjir bandang yang bisa terjadi saat hujan. ( kurnia)