Ngawi, Ramahpublik.com-Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina.
Kegiatan fogging Pemdes Kedunggalar yang dikepalai Joko Waluyo dan Sekretaris Desa Rismawan dan perangkat desa bersama UPT Puskesmas Kedunggalar di RT 8 RW 6 Dusun Plosorejo, Desa Kedunggalar Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi bertujuan untuk Pemberantasan nyamuk dan penanggulangan DBD (Deman Berdarah Dengue) , Senin (22/4/2024)
Kepala Desa Kedunggalar Joko Waluyo Didampingi Sekretaris Desa Rismawan menerangkan, ” Pemdes Kedunggalar bekerjasama dengan UPT Puskesmas Kedunggalar adakan fogging di RT. 1, RW.7 dan RT. 8 , RW. 6 dusun plosorejo dan menghimbau masyarakat apabila warga terkena DBD untuk melaporkan kepada RT membawa diagnosa DBD dari rumah sakit untuk dilaporkan dilaporkan kepada Pemdes untuk ditindaklanjuti dari Dinkes, harapan himbauan ini warga desa kedunggalar sehat tidak ada halangan apapun, ” Terangnya.
Di musim penghujan seperti saat ini memang rawan akan munculnya penyakit DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus tersebut akan masuk ke aliran darah manusia melalui gigitan nyamuk. Biasanya, jenis nyamuk ini menggigit di pagi hari sampai sore menjelang petang. Fogging merupakan metode pengasapan insektisida yang digunakan untuk membunuh nyamuk dewasa. Kegiatan ini dilakukan dengan menyemprotkan insektisida ke udara, untuk mengendalikan populasi nyamuk
Fogging, yaitu pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa; ada juga cara lain dengan . Abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 g untuk 100 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk;
Maka dari itu Pemerintah Desa Kedunggalar berkoordinasi dengan UPT Puskesmas Kedunggalar untuk melakukan fogging/pengasapan. Setelah dilakukan kunjungan oleh Pihak Puskesmas ke Dusun Plosorejo Desa Kedunggalar , maka ditentukan bahwa fogging dilaksanaka oleh Petugas
Dengan penanganan yang cepat dari pemerintah Desa Kedunggalar beserta pihak terkait pada DBD ini, harapannya bisa mencegah bertambahnya korban DBD dan masyarakat lebih tenang karen seluruh masyarakat sehat tanpa ada masalah apapun, kami juga menghimbau masyarakat desa Kedunggalar untuk menjaga kebersihan. “Setelah adanya fogging ini, masyarakat desa Kedunggalar dihimbau untuk menjaga kebersihan dengan mencegah penularan penyakit DBD dengan kegiatan 5 M”
Kegiatan 5M untuk mencegah penularan penyakit DBD yaitu:
Pertama, Menguras Bak Mandi dan Tempat Penampungan Air Lainnya, Penting untuk secara berkala menguras bak mandi dan semua wadah yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.
Kedua, menutup tempat-tempat penampungan air, Pastikan semua tempat penampungan air, seperti tong air dan tangki air, tertutup dengan rapat. Hal ini akan mencegah nyamuk masuk dan bertelur di air tersebut.
Ketiga, Mengubur atau Menyingkirkan Wadah-wadah Tertentu, Botol, sampah plastik, dan wadah lain yang berpotensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk DBD harus diubur atau disingkirkan.
Keempat, mendaur Ulang Barang-barang, Barang-barang yang dapat dijadikan tempat berkembang biak nyamuk, seperti potongan ban atau wadah plastik bekas, sebaiknya didaur ulang atau diproses secara aman.
Kelima, Menaburkan Bubuk Abate, Bubuk Abate dapat digunakan pada tempat-tempat air yang sulit atau tidak mungkin dikuras, sehingga menghambat perkembang biakan nyamuk.
Semoga tidak ada lagi penularan penyakit DBD di Desa Kedunggalar dan semua warga diberi himbauan dan sosialisasi kesehatan.” Pungkas Joko Waluyo Kades Kedunggalar didampingi Sekdes Rismawan.(Adi kurnia/Adv) )